INTP-T Sebagai Pemimpin
1 Pengenalan Diri
Nama: Michael Giantaro Feljito
NIM: 21.P1.0047
A.
Konteks & Latar
Belakang Personal
INTP-T (Ahli Logika)
Introverted, Intuitive, Thinking, Perceiving
Ahli Logika (INTP) merasa bangga dengan perspektif unik dan kecerdasan
mereka yang tajam. Mereka sering memikirkan misteri alam semesta. Ahli Logika
tidak ragu untuk menonjol dari kerumunan.1 Secara umum, mereka memiliki sifat yang tenang, pendiam, dan bijaksana.
Sebagai introvert, mereka memilih untuk berinteraksi dalam kelompok kecil atau
dengan teman dekat. Dalam menganalisis data dan membuat keputusan, mereka
sangat objektif dan mengandalkan logika yang kuat. Mereka cenderung menilai
berdasarkan fakta daripada perasaan. INTP menikmati pemikiran tentang
konsep-konsep teoretis yang abstrak dan cenderung menghargai kecerdasan
intelektual lebih dari aspek emosional. Mereka sangat fleksibel dan sering kali
berpikir di luar kebiasaan, selalu mencari peluang baru dan tidak takut
mengambil risiko setelah membuat keputusan. INTP merasa kurang nyaman dengan
perencanaan yang kaku dan lebih menyukai pendekatan yang fleksibel, di mana
segala sesuatu dapat diubah sesuai kebutuhan.2
Individu turbulent
(-T) didorong oleh kesuksesan, perfeksionis, dan bersemangat untuk berkembang.
Mereka selalu berusaha untuk mengimbangi keraguan diri mereka dengan menjadi
lebih baik. Tipe kepribadian turbulent
cenderung memperhatikan masalah kecil dan sering menyelesaikanya sebelum mereka
menjadi lebih besar.3
Dalam kepemimpinan, kepribadian dapat mempengaruhi gaya dan potensi seorang pemimpin. Seorang INTP, dengan kemampuan analisis dan pemikiran inovatifnya, dapat memimpin secara efektif dalam situasi yang memerlukan perencanaan strategis dan pemecahan masalah. INTP cenderung menikmati kepemimpinan dalam tim yang menciptakan produk baru, memanfaatkan kemampuan logis dan kreatif mereka untuk mengeksplorasi pilihan, mengantisipasi tantangan, dan mencari solusi. Pemimpin INTP sering kali memiliki wawasan yang luas dan inspiratif, memimpin dengan memberi contoh, menunjukkan kemampuan analitis yang tajam dan visi strategis untuk masa depan. Mereka biasanya memberdayakan tim mereka, mempercayai keahlian setiap anggota, menetapkan peran spesifik berdasarkan kemampuan individu, dan memberikan tujuan yang jelas dengan tetap memberikan otonomi operasional.4
B.
Model Kepemimpinan
yang Relevan
Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan Demokratis
memberikan kesempatan bagi seluruh anggota tim untuk bertukar gagasan dan
berdiskusi dalam pengambilan keputusan. Karakteristik pemimpin yang demokratis
adalah kolaboratif, berbagi ide dan pendapat, memegang keputusan akhir,
meningkatkan keterlibatan anggota, memfasilitasi kreativitas, transparansi
komunikasi, mengakui and apresiasi kontribusi, dan memahami kebutuhan anggota.
Model kepemimpinan ini akan mendorong partisipasi anggota, menghadirkan sudut
pandang yang lebih beragam, memungkinkan pemecahan masalah yang lebih efisien,
membangun hubungan tim, meningkatkan komitmen tim, meningkatkan moral dan
kepuasan kerja, mengutamakan kejujuran dan visi misi yang jelas. Kekurangan
dari model ini adalah pengambilan keputusan memakan waktu, sulit mengelola
konflik, kurangnya organisasi atau arahan yang jelas, dan kesulitan dalam
pengambilan keputusan.5
Kepemimpinan Adaptif
2.
Aplikasi Model
Kepemimpinan Untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Untuk Kegiatan Lintas
Program Penanganan TB-HIV
Dalam kepemimpinan di fasilitas pelayanan kesehatan tingat pertama untuk
menjalankan kegiatan lintas program dalam penananan TB-HIV diperlukan model
kepemimpinan untuk menjalankan lintas program. Sebagai INTP-T penulis
menggunakan metode kepemimpinan demokratis yang merupakan model yang cocok
dengan penulis dan cocok untuk di implementasikan pada lintas program penanganan
TB-HIV. Model demokratis akan lebih cocok untuk mendorong partisipasi dari pekerja
lintas program dalam mengajukan pendapat dan merencanakan kegiatan lntas
program.
A. Advokasi
Penetapan kebijakan puskesmas dalam mekanisme
pelayanan TB-HIV. Hal ini dilakukan dengan rapat khusus dengan kepala puskesmas, kepala tata usaha dan seluruh PJ
puskesmas terutama kepala program TB dan HIV untuk melakukan penetapan lintas
program penanganan TB-HIV. Hal yang harus ditetapkan adalah target pelayanan, logistic
pelayanan, kolaborasi lintas sektor, struktur penanggungjawab dan tim lintas
program, Standard operating Procedure (SOP)
pelaksanaan program, manajemen penyakit TB-HIV dari skrining hingga tatalaksana
dan kontrol, dan evaluasi program berdasarkan standar yang ditentukan oleh
pemerintah.6
B. Penguatan Tim
Pembangunan tim khusus dalam kepemimpinan demokratis dilakukan
melalui rapat khusus. Penyusunan tim mempertimbangkan pendapat seluruh peserta
rapat dan melakukan pembentukan tim khusus berdasarkan hasil perundingan. Tin
khusus ini terdiri dari penanggungjawab, logistik, tim pelaksana meliputi
nakes, farmasi dan administrasi, dan penjamin mutu.6
C. Koordinasi lintas sektor
Koordinasi lintas sektor dapat dilakukan dengan koordinasi
dengan komunitas masyarakat, dan pemerintah. Koordinasi ini dilakukan bertujuan
untuk memberikan edukasi mengenai TB-HIV dan pencegahannya serta memberi
motivasi pada masyarakat dan memastikan penderita mendapatkan pengobatan.
Koordinasi pemerintah daerah dilakukan untuk mengeluarkan kebijakan untuk melakukan
program skrining dan mewajibkan seluruh warga yang berisiko mengikuti skrining.6
D. Kolaborasi
interprofessional
Pelaksanaan program ini tentunya memerlukan kolaborasi
interprofessional. Kolaborasi ini akan melibatkan dokter, perawat, apoteker, dan
laboran dalam melakukan program penanganan TB-HIV.6
E. Monitoring
Monitoring program dengan melakukan pelacakan rutin
terhadap kinerja program menggunakan informasi masukan, proses dan hasil yang
dikumpulkan dari hasil pencatatan pelaporan dan implementasi pelaksanaan
program. Informasi yang dikumpulkan akan digunakan untuk menilai sejauh mana
program mencapai target tepat waktu, dan apakah pelaksanaan dalam pencegahan
dan pengobatan pasien berjalan dengan baik. Monitoring akan dilakukan oleh tim
khusus yaitu tim penjamin mutu program.6
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan rapat evaluasi untuk menilai efektivitas dari program yang dilakukan menggunakan data yang didapatkan dari pelaksanaan program. Evaluasi dilakukan dalam rentang enam bulan dan hasil evaluasi akan dibahas pada evaluasi program tahunan serta akan dipublikasikan dalam laporan tahunan.6
G. Tantangan dan Peluang
yang Mungkin Terjadi dan Antisipatif
Peluang
-
Kolaborasi dengan komunitas
masyarakat
-
Kolaborasi dengan pemerintah daerah
-
Dukungan logistik dari
pemerintah
Tantangan
-
Minimal nya minat
masyarakat dalam mengikuti skrining
-
Kerjasama dengan
komunitas masyarakat
Antisipatif
- Melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk mewajibkan warga melakukan skrining
-
Edukasi
menggunakan poster dan media sosial
3. Aplikasi Model
Kepemimpinan Untuk Fasilitas Kesehatan tingkat Lanjut Untuk Peningkatan Mutu
Peningkatan mutu diperlukan model kepemimpinan yang demokratis. Model kepemimpinan ini cocok untuk meningkatkan mutu dikarenakan dalam peningkatan mutu diperlukan partisipasi seluruh anggota pelayanan kesehatan. Kepemimpinan yang demokratis akan melibatkan seluruh anggota pelayanan kesehatan untuk bekerja sama meningkatkan jaminan mutu.
Jaminan Mutu Identifikasi pasien
Dalam peningkatan jaminan mutu untuk identifikasi pasien diperlukan pemahaman terhadap elemen yang dinilai. Elemen penilaian sasaran berupa7:
- Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
- Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
- Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.
- Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur.
- Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan lokasi.
Dalam peningkatan jaminan mutu untuk identfikasi pasien diperlukan pemahaman dari semua tenaga pelaksana yang melakukan tindakan. Untuk meningkatkan pemahaman pada tenaga pelaksana perlu dilakukan rapat mengenai peningkatan jaminan mutu dan dilakukan penyusunan kebijakan rumah sakit. Penyusunan kebijakan rumah sakit yang mengharuskan tenaga pelaksana melakukan konfimasi identitas pasien akan mendorong tenaga pelaksana untuk melakukanya. Edukasi juga perlu dilakukan kepada tenaga pelaksana agar tenaga pelaksana memahami dan melaksanakan konfirmasi identitas.
Tantangan dan Peluang Yang Mungkin Terjadi dan Antisipatif
Peluang
- Perkembangan teknologi
Tantangan
- Keadaan pasien tidak sadar
- Ketidakmampuan pasien dalam berkomunikasi
Antisipatif
- Konfirmasi identitas ke keluarga pasien
- Penggunaan checklist tindakan untuk mengingatkan tenaga pelaksana
4. Kesimpulan
Kepribadian
INTP sangat objektif, mengandalkan logika, sangat fleksibel, sering kali berpikir di luar kebiasaan, selalu mencari peluang baru dan
tidak takut mengambil risiko setelah membuat keputusan. Individu Turbulent didorong oleh kesuksesan, perfeksionis, dan bersemangat untuk berkembang.
Model kepemimpinan yang paling cocok dengan penulis yaitu demokratis dan
adaptif. Dalam penerapannya pada fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam
kegiatan litas program penanganan TB-HIV model kepemimpinan demokratis paling
tepat digunakan. Dalam peningkatan mutu di fasilitas kesehatan tingkat lanjut
penulis menggunakan model kepemimpinan demokratis sebagai metode yang paling
cocok digunakan.
Referensi:
1. INTP
Personality (Logician) | 16Personalities [Internet]. [cited 2024 Jul 7].
Available from: https://www.16personalities.com/intps-at-work
2. Tipe kepribadianku adalah INTP.
Bagaimana denganmu? [Internet]. PsikologiLa.ID. [cited 2024 Jul 7]. Available
from: https://psikologila.id/intp/
3. Identity: Assertive (-A) vs. Turbulent
(-T) | 16Personalities [Internet]. [cited 2024 Jul 7]. Available from:
https://www.16personalities.com/articles/identity-assertive-vs-turbulent
4. Somanathan S. INTP Leadership:
Strategies to Leverage Your Personality Traits [Internet]. ClickUp. 2024 [cited
2024 Jul 7]. Available from: https://clickup.com/blog/intp-leadership/
5. MyRobin T. Kepemimpinan Demokratis:
Definisi, Kelebihan, Kekurangan, dan Contohnya | MyRobin [Internet]. 2023
[cited 2024 Jul 7]. Available from:
https://myrobin.id/untuk-pekerja/kepemimpinan-demokratis/
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Petunjuk Teknis Kolaborasi TBC HIV. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia; 2023.
7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. 2011.
Komentar
Posting Komentar