WARTA TALENTA PRO PATRIA ET HUMANITATE DI TANAH MINAHASA



Sebutan daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan atau DTPK memang tidak bonafit! Masih banyak pihak menjadikan daerah ini sebagai candaan ataupun ejekan. Tetapi tidak untuk Unika Soegijapranata. Wajah DTPK yang kental dengan segala keterbatasan dan ketandusannya malah menjadi “kebun anggur Tuhan” yang harus digarap. Tulisan ini merefleksikan cura minimorum Fakultas Kedokteran dalam ziarah KKN tematik, 04-26 Januari 2023. 


 

                                                                            Gambar 1. Mahasiswa sedang memvalidasi  informasi  pasien di lokasi KKN, Tatapaan

Apa yang Anda cari?

Pertanyaan “apa yang Anda cari” mengawali perjumpaan pertama tim ekspedisi dengan Bupati Minahasa Selatan di tahun 2020 lalu. Waktu itu, di atas kertas sebenarnya tim sudah mempersiapkan jawaban akademisnya. Tetapi, keputusan tim menjawab “kami ingin mahasiswa kami bisa belajar di Minahasa Selatan, Pak Bupati” bisa dibilang berhasil mengetuk pintu hati masyarakat Minahasa Selatan kala itu. 




                                                    Gambar 2. Suasana penerimaan mahasiswa KKN di Kantor Bupati Minsel, 04 Januari 2023


Setelah melewati proses rundingan dari hati ke hati dan kajian analisis risiko kurang lebih dua tahun, sampailah pada kesepakatan bersama yang tertuang dalam dokumen perjanjian kerja sama Unika Soegijapranata dan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan. Dari sinilah ziarah KKN tematik dimulai!


Tepat pada tanggal 04 Januari  2023, 43 mahasiswa Unika Soegijapranata menginjakan kaki pertama kalinya di negeri nyiur melambai. Berbekal misi penguatan mutu pelayanan kesehatan di DTPK, rombongan mahasiswa rela menempuh perjalanan estafet darat dan udara selama dua hari satu malam. Rombongan bertolak dari Gedung Fransiskus Asisi Kampus Unika Soegijapranata BSB Semarang pada tanggal 3 Januari 2023 pukul 15.30 WIB menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta di Cengkareng. Selama perjalanan, raut muka campur aduk antara gembira, cemas dan kebingungan terlihat di wajah mereka (mahasiswa). Sebagai informasi, KKN tematik kali ini bukan milik FK Unika tetapi FK yang dipercayakan untuk mengelolanya. Kebetulan saja peserta KKN tematiknya mayoritas adalah mahasiswa kedokteran angkatan 2019. 

Sesuai jadwal, rombongan terbang dari Cengkareng pada 4 Januari 2023 pada pukul 02.00 WIB. Kurang lebih 3.5 jam berada di atas udara, bersama tiga dosen pembimbing lapangan (DPL) dan satu tenaga kependidikan, rombongan tiba dengan selamat di Bandara Sam Ratulangi, Manado-Sulawesi Utara sekitar pukul 08.00 WITA. Dari bandara, rombongan melanjutkan perjalan darat menuju Amurang, pusat Pemerintahan Kab. Minahasa Selatan (Minsel).



Gambar 3. FK Unika Soegijapranata  resmi diterima penduduk Minsel & Pak Ferdi, dr. Vania, dr.Dyo, dr. Henrita, dr. Indra, dr. Frans, serta Mba Erlin bisa tidur nyenyak


Untold Feelings

Setelah kurang lebih dua jam melewati jelanan berkelok, tikungan tajam, tanjakan ditemani pemandangan di kanan-kiri nan eksotis, rombongan yang hampir 99 persen bukan berasal dari Sulawesi Utara, akhirnya sampai pada perhentian pertama, di Amurang. Tidak lama setelah itu, rombongan diterima secara resmi oleh Bupati Minsel, Franky Donny Wongkar, SH di kantor Bupati pukul 12.30 WITA. Saat menunggu di dalam ruangan, terlihat wajah-wajah kelelahan dan beberapa masih Jet Lag. Ada juga yang kipas-kipas untuk mengurangi rasa gerah dan keringat. Beberapa saat kemudian, Bupati berserta jajarannya memasuki ruangan dan acarapun dimulai. Dalam sambutannya,  Bapak  Bupati memberikan banyak pesan sekaligus harapan untuk adek-adek mahasiswa. Pesan Bupati yang tentunya mewakili suara masyarakat Minsel semacam memberikan energi tambahan untuk melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan terakhir. 

Lima Puskesmas yaitu Modoinding, Motoling, Ongkaw, Tareran dan Puskesmas Tatapaan adalah “ladang anggur” bagi mahasiswa FK Unika Soegijapranata selama tiga minggu berada di Minahasa. Selama tiga minggu pula mereka mesti mengasah keterampilan dan berdinamika agar  kelak menjadi perpanjangan tangan Tuhan “mentahirkan” sesamanya. Singkat kata, cerita perjalanan dari Semarang ke Minahasa berakhir di rumah hukum tua dan induk semang. 

Dinamika KKN pun dimulai!

Meskipun program KKN di DTPK terprogram secara matang dan sistematis bukan berarti tanpa keterbatasan dan hambatan. Benturan budaya, pola dan menu makanan, perbedaan standar hidup dan lingkungan baru bagi sebagian mahasiswa sangat terasa. Ingin kembali pulang ke Semarang, cuaca panas, susah signal mewarnai drama-drama kecil di lokasi KKN. Situasi yang serba terbatas dan “tidak enak” ini memiliki respon yang beragam dari mahasiswa.


   

                                                                                         Gambar 4. Kisah sedih dan senang di tempat KKN


Kendala komunikasi karena perbedaan lafal, perasaan malu untuk bertanya dan kurang terbuka (karena belum mengenal penduduk setempat) menyebabkan beberapa mahasiswa harus menunggu di balai desa karena induk semangnya belum jemput. Bahkan ada yang harus menahan lapar karena terlambat sarapan pagi dan makan malam. Di satu sisi, mahasiswa yang lain malah sangat menikmati suasana KKN layaknya sedang berwisata. Bisa belajar langsung di Puskesmas dan komunitas masyarakat yang berbeda etnis sekaligus menguji teori dan keterampilan yang telah mereka peroleh selama tujuh semester di FK adalah sesuatu yang sayang untuk dilewatkan. 

Situasi yang penuh dinamika ini juga dialami DPL dan dokter puskesmas yang menjadi community mentor (CM). Tiga sampai empat hari pertama mahasiswa di lokasi adalah situasi yang paling krusial. Hampir setiap pagi dan malam isi grup WA dibanjiri foto, video dan laporan status mahasiswa. Dokter Grace Widya Kumaat (Puskesmas Tareran), dr Julita R Inkiriwang (Puskesmas Modoinding), dr Vianny Maramis (Puskesmas Ongkow), dr Stevan Monding (Puskesmas Tatapaan) dan dr Joshi Loindong (Puskesmas Motoling), selalu respon cepat ketika percakapan dimulai. 



  

                                             Gambar 5. dr. Stefan (CM-Tatapaan) dan dr. Rinny (CM-Modoinding) yang setia mendampingi mahasiswa


Tidak berhenti di situ, pelaksanaan KKN juga tidak luput dari kritik. Namun, itu semua tidak menyurutkan semangat DPL, CM dan mahasiswa untuk mencapai garis finis. 

Ini bukti bahwa rencana manusia tidak bisa dipotong dan dipisahkan dari kasih Allah. Segala rintangan yang dihadapi bukan menjadi langkah akhir melainkan langkah maju!

Kesetiaan pada perkara-perkara kecil selama KKN adalah kebijaksanaan dan  proklamasi iman yang tiada tara pada Tuhan. Pernyataan iman yang tak pernah luntur bahkan semakin mengental lewat bakti dan pengabdian kepada sesama manusia adalah doa yang meneguhkan. Segala perkara yang dihadapi, Tuhanlah yang menuntun! Kira-kira begitu isi kekaguman penulis  pada dedikasi dan pengorbanan para DPL dan dokter-dokter CM. 


Omnia Parata Sunt

Sesuai kesepakatan dan kebutuhan dari dinas kesehatan setempat, maka KKN tematik dilaksanakan di lima Puskesmas. 

Untuk menggenapi apa yang sudah digariskan dalam visi dan misi, maka semua hal yang terkait KKN tematik harus sudah benar-benar dipersiapkan, seperti ungkapan “omnia parata sunt”. Profil lulusan FK Unika Soegijapranata tidak hanya menyembuhkan tetapi sekaligus menghadirkan keutamaan-keutamaan religius dalam semangat Merah Putih, dari Sabang sampai Merauke. 

Sejak di bangku kuliah mereka dibekali keterampilan khusus mengidentifikasi model dan karakteristik pelayanan kesehatan yang berbeda dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk. Mereka juga harus bisa beradaptasi dan berkolaborasi dengan berbagai profesi kesehatan lain, menerapkan prinsip praktik berbasis bukti, serta menerapkan prinsip perawatan kesehatan primer. Oleh sebab itu, maka pemilihan lokasi KKN didasari oleh konteks Indonesia sebagai negara kepulauan, tantangan geografis dan aspek sosial budaya yang berdampak terhadap kesehatan yang masih menjadi tantangan serius. Kerangka kerja yang digunakan adalah pendekatan clinical micro system untuk rantai perbaikan mutu pelayanan kesehatan. 

Setelah melewati tahapan pemilihan masalah, penyusunan program dan uji coba program, mahasiswa yang terbagi ke dalam lima kelompok punya program kerja dan target mereka masing-masing. 


SIKAT BUMIL di Puskesmas Modoinding


           Gambar 6. Belajar sambil berbuat baik di masyarakat Modoinding ala anak asuh dr. Rinny (CM) dan dr.Indra (FK Unika Soegijapranata)


Puskesmas Modoinding adalah puskesmas rawat inap yang berada di Kecamatan Modoinding terletak antara 1100-1600 mdpl dan memiliki jumlah penduduk 13.114 jiwa. Puskesmas Modoinding melayani masyarakat di 10 desa meliputi Desa Mokobang, Wulurmaatus, Palelon, Makaaroyen, Pinasungkulan Utara, Pinasungkulan, Linelean, Sinisir, Kakenturan, dan Kakenturan Barat. 

Program kerja KKN tematik di Puskesmas Modoinding berjudul “SIKAT BUMIL atau Siaga Kesehatan Ibu Hamil”. Program ini bertujuan meningkatkan literasi ibu hamil tentang kecukupan gizi selama kehamilan, perawatan payudara, bahaya kehamilan risiko tinggi dan skrining kesehatan selama kehamilan. Pelaksanaan program dilakukan dalam empat tahap. Pertama adalah skrining kesehatan ibu hamil (pemeriksaan LILA, pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan tekanan darah), kedua pelaksanaan pre-test untuk mengukur pemahaman ibu hamil sebelum dilakukan edukasi, ketiga pemberian edukasi kepada sasaran, dan keempat melaksanakan evaluasi program kerja. Sasaran program dilaksanakan di 10 Posyandu selama 10-20 Januari 2023, sesuai jadwal imunisasi di Posyandu masing-masing desa. Tim mahasiswa dalam pelaksanaan program kerja selalu berkoordinasi dengan kepala Puskesmas Modoinding, Hukum Tua (sebutan untuk kepala desa di Minahasa) dan perangkat desa serta petugas posyandu.


KATA DITA di Puskesmas Tatapaan

Puskesmas Tatapaan terletak di Kecamatan Tatapaan dengan luas wilayah 100.08 km2 dan berjarak ±30 km ke pusat kabupaten. Puskesmas Tatapaan memiliki sembilan puskesmas pembantu, satu poskesdes, dan sembilan posyandu. 


    

                                           Gambar 7. Tim KATA DITA in action: Pelayanan tak kenal lelah mendukung eliminasi Kusta di Tatapaan


Program kerja di Puskesmas Tatapaan berjudul Kendalikan Kusta di Tatapaan disingkat KATA DITA. Kegiatan ini merupakan upaya akselerasi program kusta puskesmas yang sudah terbentuk. Kegiatan dilakukan melalui penyuluhan, skrining dan kaderisasi di sembilan desa yaitu Desa Sulu, Paslaten, Paslaten 1, Wawona, Bajo, Wawontulap, Pungkol, Sondaken dan Desa Arakan. Materi penyuluhan yang diberikan adalah mengenali tanda dan gejala kusta, pengobatan serta perawatan luka kusta. Kegiatan skrining kusta meliputi pemeriksaan lesi kulit, pengisian lembar skrining, dan pemberian obat di Desa Bajo, Paslaten 1, dan Desa Arakan. Desa Bajo dilakukan skrining pada 3 orang dan 1 diantaranya adalah penderita kusta baru. Desa Paslaten 1 dilakukan skrining pada 2 orang dan 1 diantaranya adalah penderita kusta yang sudah berobat. Desa Arakan dilakukan skrining pada 12 orang dan 3 diantaranya adalah penderita kusta yang sudah berobat. Sementara, kaderisasi dilakukan di 6 desa yang menjadi Bina Desaku yaitu Desa Paslaten, Desa Wawona, Desa Bajo, Desa Wawontulap, Desa Sondaken, dan Desa Arakan. Kader yang mengikuti kaderisasi ini bertanggung jawab dalam melaporkan kasus kusta baru kepada pihak  puskesmas.


GIAT PROLANIS di Tareran

Puskesmas Tareran merupakan puskesmas rawat inap yang terletak di Kecamatan Tareran dengan luas wilayah 91,01 km2. Puskesmas Tareran melayani 12.409 penduduk dari 13 desa yaitu Lansot, Lansot Timur, Wiau Lapi, Wiau Lapi Barat, Rumoong atas, Rumoong atas dua, Wuwuk, Wuwuk Barat, Pinamorongan, Koreng, Kaneyan, Tumaluntung, Tumaluntung satu. 


       Gambar 8. Rutinitas ala mahasiswa KKN Unika Soegijapranata di Tareran dibawah bimbingan dr Grace (CM-Tareran) dan dr Dyo (FK Unika Soegijapranata)


Puskesmas Tareran juga memiliki enam Pustu (Puskesmas Pembantu) yaitu Wiau Lapi Barat, Pinamorongan, Kaneyan, Koreng, Tumaluntung, Wuwuk dan dua Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) yaitu Tumaluntung satu dan Wuwuk barat. Program yang dilakukan di Puskesmas Tareran adalah Giat PROLANIS untuk Tareran yang Lebih Sehat. Beberapa kegiatan yang dilakukan meliputi sosialisasi program PROLANIS; Pemeriksaan Tekanan Darah dan Gula Darah; Senam Lansia; Edukasi Hipertensi, DM tipe 2; Pembagian Buku Pemantauan PROLANIS.


TELETABIS di Puskesmas Ongkaw

Puskesmas Ongkaw terletak di Kecamatan Sinonsayang dengan wilayah kerja mencakup 13 desa. Puskesmas Ongkaw memiliki masalah kesehatan utama adalah Tuberculosis atau TBC. Penemuan kasus TBC di Puskesmas Ongkaw belum tercapai, SPM yang baru mencapai 55 persen. 


Gambar 9. Beragam kreativitas mahasiswa bimbingan dr Viany (CM) dan dr Henrita (FK Unika Soegijapranata) memerangi TBC di Sinonsayang, Puskesmas Ongkaw


Beberapa faktor yang mempengaruhi kegagalan pengobatan TBC diantaranya adalah kepatuhan minum obat, efek samping obat, kesadaran pasien dan interaksi obat. Selain itu, stigma terhadap TBC mengakibatkan pasien terlambat didiagnosis, tidak patuh berobat, atau putus pengobatan. Stigma secara tidak langsung juga mengakibatkan penyebaran TBC yang lebih luas di masyarakat, bahkan resistensi obat TBC yang membuat penanganan TBC menjadi lebih kompleks. Oleh karena itu, tim KKN melakukan program yang berjudul Teletabis (Telepon Tanggap Tuberkulosis). 

Teletabis adalah suatu inovasi berupa Standard Operating Procedure atau SOP untuk mempermudah petugas puskesmas membantu pasien TBC yang mengalami kesulitan mendatangi puskesmas melalui jejaring kader kesehatan yang ada di desa. Prosedur pelaksanaan Teletabis dimuai dari staf admin Teletabis menerima keluhan pasien melalui telepon, mencatat nama, nomor telepon, alamat, dan keluhan dari pasien suspect TBC, kemudian memberi informasi sesuai dengan flowchart yang tersedia. Salah satu manfaat lain dari inovasi Teletabis adalah membantu pihak puskesmas meningkatkan cakupan skrining TBC di Kecamatan Sinonsayang dan mendongkrak pencapaian indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Ongkaw mencapai 80 persen.

 

Menuju Bebas Stunting

Puskesmas Motoling terletak di Kecamatan Motoling dengan jumlah  penduduk yang dilayani sekitar 7630 jiwa. Puskesmas Motoling memiliki beberapa kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) antara lain promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan; pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; gizi; serta pencegahan dan pengendalian penyakit. Namun, sampai dengan tahun 2023, masalah kesehatan utama di Motoling adalah stunting. 


   


                                                             Gambar 10. Mahasiswa membantu dr Joshi (CM- Motoling) mencegah stunting


Oleh karena itu, tim KKN melaksanakan program yang berjudul Menuju Motoling Bebas Stunting. Sasaran program adalah ibu hamil, ibu menyusui dan ibu yang memiliki bayi  0-23 bulan. Program ini terbagi menjadi dua tahap, pertama adalah pemberian edukasi kepada sasaran dan yang kedua ialah melaksanakan evaluasi program melalui lomba memasak MPASI. Lomba MPASI bertujuan untuk menilai pengetahuan ibu dan kemampuan ibu memanfaatkan bahan pangan lokal untuk meningkatkan nutrisi anak dan bayi. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan Posyandu yang dilaksanakan di Desa Motoling, Motoling Mawale, Motoling Satu, dan Motoling Dua.


Kembali ke Semarang

Lima program kerja yang sudah dilaksanakan menjadi bukti nyata konsistensi Unika Soegijapranata secara khusus FK Unika mewartakan TALENTA PRO PATRIA ET HUMANITATE. Setelah menyelesaikan semua program kerja, seluruh rombongan KKN kembali ke Amurang pada tanggal 24 Januari. Keesokan harinya, tanggal 25 Januari mahasiswa mengikuti seremonial penarikan dan diseminasi hasil program kerja kepada Pemerintah Kab. Minahasa Selatan. Setelah menyelesaikan semua urusan administrasi, pada tanggal 26 Januari rombongan mahasiswa dan DPL kembali ke Semarang. 


Perjalanan ziarah KKN tematik memang telah berakhir, tetapi keberhasilan mahasiswa mencapai garis finis adalah kabar gembira bagi karya misi pendidikan Unika Soegijparanata. 


  

                            Gambar 11. Pelayanan mahasiswa di gereja dan keseruhan diseminasi hasil kegiatan KKN di Kantor Dinas Kesehatan Kab Minsel


Dengan menempatkan mahasiswa melalui KKN di masyarakat dan fasilitas pelayanan primer lebih awal bisa menumbuhkan minat dan sikap kerja interprofesional kesehatan yang lebih baik. Program KKN ini membantu mewujudkan mimpi besar Indonesia yaitu pemerataan dokter di wilayah pelosok sekaligus menghasilkan lulusan dokter yang lebih tanggap terhadap kebutuhan masyarakat pedesaan, mampu berkontribusi dengan baik di DTPK. 


Gambar 12. “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan…yang dipikulnya”...mahasiswa belajar memberikan perawatan inklusif tanpa membedakan suku, agama dan ras


Pada akhirnya, FK Unika Soegijapranata berusaha untuk selalu konsisten antara apa yang diajarkan dengan apa yang dihidupi dalam tridharmanya. Pelayanan lewat KKN tematik bagi masyarakat Minahasa adalah buah dari kedalaman visi dan misi FK Unika yang berakhar pada Sabda Allah. Seperti pesan religius romo Wiryono Priyotamtama dalam misa syukur dies natalis FK Unika keempat, 14 Februari 2023. 

Seiring dengan bertambahnya usia, pelayanan-pelayanan kecil setiap hari dijalankan oleh segenap civitas akademika dengan kesetiaan yang besar. Kesetiaan adalah wewangian yang menyenangkan dunia dan manusia (Paus Fransiskus). Seperti kata Paulus, “…sebab bagi Allah, kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa..” (2 Kor.2:15). Inilah yang disyukuri dalam perjalanan kiprah fakultas kedokteran di usianya yang masih belia.  



                                     Gambar 13. Selamat Hari Jadi Kab. Minsel, salam dari kami semua, terima kasih sudah jadi saksi perjalanan karir kami


Terima kasih banyak untuk masyarakat Minahasa Selatan atas cinta, pelayanan dan penerimaannya bagi mahasiswa Unika Soegijapranata. SUARA itu akan hilang dengan sendirinya, tetapi WARTA tentang kemuliaan Tuhan melalui Talenta Pro Patria et Humanitate akan tetap tinggal di hati masyarakat Minahasa”


Ucapan Terima Kasih

Program KKN tematik bisa berjalan lancar berkat bantuan dari semua pihak. Ucapan terima kasih berlimpah kepada:

  1. Bupati Minahasa Selatan beserta segenap jajaran Pemerintah Kabupatena Minahasa Selatan;
  2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan berserta segenap jajarannya;
  3. Pihak Puskesmas Modoinding, Puskesmas Tatapaan, Puskesmas Motoling, Puskemas Ongkaw, Puskesmas Tareran;
  4. Seluruh orang tua asuh dan induk semang peserta KKN tematik; 
  5. Camat Modoinding, Camat Tatapaan, Camat Motoling, Camat Motoling, Camat Sinonsayang;
  6. Tim juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh orang tua dan keluarga mahasiswa KKN tematik;
  7. Terima kasih pula kepada rektor Unika Soegijapranata beserta jajarannya, Ka. LPPM dan jajarannya, serta segenap civitas akademika Unika Soegijapranata yang telah mendukung terlaksananya program KKN tematik tahun 2023. 


Kontributor Dosen dan Tendik: Indra Adi Susianto, Fransisca Pramesshinta Hardimarta, Alberta Widya Kristanti, Henrita Ernestia, Anindyo Pradipta Suryo, Vania Angeline Bachtiar, Ferdinandus Krisna Pukan, Brigitta Erlien Mutiara Yuliastuti.


Kontributor Mahasiswa: Tiffany Rambu Leki Atarabu, Erlynky Ivana Silalahi, Mauritio Aldo Laksono, Daniel Aryo Wibowo, La Venice Tarakanita Tuerah. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTP-T Sebagai Pemimpin

Logic Champion as a Leader